Tokoh dalam Novel Perahu Kertas
Foto: Perahu Kertas (Deelestari.com)
Setelah mencari tahu sinopsis novel Perahu Kertas, kenalan juga dengan tokoh-tokohnya berikut ini, yuk.
Kugy adalah seorang gadis unik yang kecil dan penuh dengan imajinasi.
Dia ceria, spontan, dan cenderung berantakan.
Penampilannya eksentrik dan tomboy.
Hobinya adalah menuliskan kalimat-kalimat yang kemudian dibentuk menjadi perahu dan dilepas ke sungai.
Kugy bercita-cita menjadi seorang penulis sastra yang memuat berbagai dongeng.
Keenan adalah karakter pria utama dalam cerita ini.
Dia adalah seorang mahasiswa ekonomi yang memiliki bakat seni, khususnya dalam melukis.
Keenan adalah sosok yang cerdas dan penuh kejutan, dan dia memainkan peran penting dalam kehidupan Kugy.
Noni adalah sahabat Kugy yang setia.
Dia membantu Kugy dengan berbagai keperluannya, menunjukkan sifatnya yang dewasa, sabar, dan telaten.
Baca Juga: 10 Judul Novel yang Dijadikan Film, Sudah Nonton, Moms?
Eko adalah sepupu dari Keenan yang juga teman baiknya sejak SMA.
Mereka berdua tetap dekat bahkan setelah kuliah di universitas yang sama.
Luhde adalah seorang gadis Bali yang berkepribadian anggun, pemalu, dan cerdas.
Dia adalah keponakan dari Pak Wayan, sahabat ibu Kugy.
Luhde berusaha membantu Keenan menemukan semangatnya kembali dalam melukis.
Baca Juga: 10 Buku Best Seller Gramedia 2024, Ada Tokoh Biografi!
Wanda adalah sepupu Noni yang pernah dijodohkan dengan Keenan.
Meskipun dia baik hati dan membantu Keenan, hubungan mereka berakhir karena konflik.
Dalam novel Perahu Kertas karya Dee Lestari, terdapat beberapa pesan moral yang dapat dipetik dari...
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perahu Kertas adalah sebuah novel romansa remaja yang ditulis oleh Dewi Lestari (yang menggunakan nama pena Dee) dan diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2009. Buku ini menceritakan kisah pertemuan antara dua remaja di suatu universitas di Bandung; Keenan adalah mahasiswa fakultas ekonomi yang gemar melukis, sementara Kugy adalah mahasiswi fakultas sastra yang gemar menulis dongeng.
Novel ini kemudian diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama pada 2012.
Namanya Kugy, mungil, pengkhayal, dan berantakan. Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah. Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu. Namanya Keenan. Cerdas, artistik, dan penuh kejutan. Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis. Kugy belum pernah bertemu manusia seajaib itu. Dan kini mereka berhadapan di antara hamparan misteri dan rintangan. Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu? Akankah hati dan impian mereka bertemu? Kesalahan pengutipan: Parameter dalam tag tidak sah;
Novel ini pertama kali rilis secara eksklusif melalui layanan digital 3G dari operator seluler XL pada April 2008,[2] sebelum kemudian dirilis versi cetaknya pada 29 Agustus 2009.[1]
Naskah Perahu Kertas diadaptasi menjadi sebuah film tahun 2012 yang berjudul sama. Film Perahu Kertas diproduksi oleh Starvision dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo. Menurut Dewi Lestari, dengan diadaptasi menjadi sebuah film, pesan-pesan yang terkandung di bukunya diharapkan dapat lebih menyebar ke khalayak lebih luas.
Sinopsis Novel Perahu Kertas
Foto: Novel Perahu Kertas (Gramedia.com)
Seperti apa, cerita cinta dua insan bernama Keenan dan Kugy? Simak sinopsis novel Perahu Kertas berikut untuk mencari tahu jawabannya.
Sinopsis novel Perahu Kertas berkisah tentang dua remaja, Keenan dan Kugy, yang bertemu di sebuah universitas di Bandung.
Keenan adalah mahasiswa ekonomi yang gemar melukis, sementara Kugy adalah mahasiswi sastra yang suka menulis dongeng.
Pertemuan mereka membawa perjalanan cinta yang penuh dengan liku-liku.
Kugy dan Keenan mulai menjalin persahabatan yang erat, tetapi hubungan mereka diuji oleh berbagai masalah.
Salah satunya adalah usaha Noni, teman Kugy, yang ingin menjodohkan Keenan dengan Wanda.
Namun, di balik persahabatan mereka, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta.
Kisah "Perahu Kertas" memperlihatkan bagaimana Keenan dan Kugy berjuang melewati rintangan, mengejar mimpi, dan memahami arti dari cinta sejati.
Dengan latar Bandung yang indah, novel ini mengajak pembaca untuk merasakan emosi yang mendalam dan menemukan inspirasi dalam perjalanan hidup kedua tokoh utamanya.
Baca Juga: 16 Rekomendasi Buku Self Healing, Bisa Langsung Dibeli!
Kutipan Novel Perahu Kertas
Salah satu alasan kenapa sinopsis novel Perahu Kertas menjadi menarik, karena Anda bisa mengetahui beberapa kutipan menarik yang sarat makna cinta dan motivasi yang disajikan dalam novel tersebut. Berikut ini beberapa kutipan yang diambil dari novel Perahu Kertas.
“Aku gak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan orang yg sama. bingung di antara penyesalan dan penerimaan.”
“Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh"
“Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar."
“Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, ga akan pernah jadi kenyataan”
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu kemana harus berlabuh."
“Bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.
Sinopsis novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari atau yang dikenal dengan nama pena Dee Lestari, menarik untuk disimak.
Novel ini mempersembahkan kisah romantis yang menyentuh antara dua remaja, Keenan dan Kugy, yang bertemu di suatu universitas di Bandung.
Novel Perahu Kertas bukan sekadar kisah cinta biasa, namun juga menyelipkan pesan-pesan mendalam tentang persahabatan, mimpi, dan perjuangan.
Lewat kisah Keenan dan Kugy, pembaca diajak untuk memahami arti dari setiap perjumpaan dan perpisahan, serta kekuatan cinta yang mampu mengatasi segala rintangan.
Baca Juga: 10 Penulis Novel Indonesia Terpopuler dan Deretan Karyanya
Sinopsis Novel Perahu Kertas
Sinopsis Novel Perahu Kertas
Novel ini bercerita tentang kisah dari Empat remaja yang bersahabat yaitu Keenan, Kugy, Noni, dan Eko. Keempat orang tersebut memulai petualangannya dengan berbagai bumbu-bumbu kehidupan yang ringan seperti persahabatan, percintaan, dan mimpi yang harus mereka kejar ketika beranjak dewasa.
Dewi Lestari merupakan seorang penulis sekaligus penyanyi terkenal yang berada di Indonesia. Dewi Lestari memulai karir menulisnya sejak merilis Supernova pada tahun 2001. Novel yang tidak kalah populer bagi kalangan remaja adalah karyanya yang berjudul "Perahu Kertas". Novel ini sempat berhenti ketika penulisannya tahun 1996 lalu dilanjutkan kembali oleh Dee pada akhir tahun 2007 yang proses pengerjaannya hanya selama 55 hari, kreatifitas dan keuletan Dee dalam membuat sebuah novel memang tidak perlu diragukan.
Awal mulai kisah keempat orang yang bersahabat ini dimulai dari Kugy dan Keenan yang berkuliah di Bandung. Kugy merupakan seorang perempuan yang memiliki penampilan tidak biasa seperti perempuan pada umumnya, gaya unik dan sedikit berantakan merepresentasikan Kugy sebagai orang yang memiliki imajinasi tinggi. Kugy dari kecil memiliki ketertarikan dalam dunia dongeng sampai ia bercita-cita untuk menjadi seorang penulis dongeng. Namun, pada akhirnya ia memilih kuliah di fakultas Sastra karena sadar bahwa profesi tersebut tidak dapat "menghasilkan" sejumlah yang ada dan juga faktor dari lingkungannya yang tidak mendukung. Sedangkan Keenan, seorang pelukis muda yang berbakat sejak kecil dipaksa oleh ayahnya untuk masuk ke fakultas yang tidak begitu ia inginkan yaitu ekonomi. Mereka berdua juga berkuliah bersama dengan Noni yaitu teman masa kecil kugy dan juga Eko yaitu pacar noni sekaligus sepupu dari Keenan. Mereka berempat menjadi geng kompak yang kemana-mana selalu bersama.Seiring berjalannya waktu Kugy dan Keenan memiliki ketertarikan satu sama lain. Sehingga keempat bersahabat itu selalu menghabiskan waktu bersama. Namun, dipertengahan jalan ada berbagai hal yang menghalangi Kugy dan Keenan untuk menjalin hubungan sampai suatu ketika Kugy dan Noni memiliki konflik yang membuat mereka bertengkar satu sama lain. Permasalahan ini disebabkan karena Kugy tidak dapat hadir pada pesta ulang tahun Noni yang notabennya adalah sahabatnya sendiri. Hal ini dilakukan Kugy demi menjaga hatinya yang sudah jauh dari Keenan.
Ketika hubungannya dengan Kugy tidak kian baik, Keenan pergi ke rumah pak Wayan di Ubud, Bali yaitu rumah dari seorang pelukis yang juga teman lama ibu Kenan dan mentor Keenan dalam melukis. Suasana hati yang tidak baik membuat Keenan kesulitan dalam mengembangkan kreatifitasnya. Luhde keponakan dari Pak Wayan yang menyadari hal itu berhasil memberikan motivasi dan semangat untuk Keenan kembali melukis. Beberapa waktu dilewati, lukisan pertama Keenan dibeli oleh seorang kolektor yang merupakan langganan dari galeri pak Wayan. Keadaan Kugy juga berlanjut sampai dengan lulus kuliah, kemudian ia magang sebagai copywritter di biro iklan punya teman dari kakaknya yaitu Remi. Keuletan dan keunikkan yang ada pada diri Kugy ketika bekerja membuat Remi terus memperhatikannya, hingga muncul sebuah rasa yang membuat ia menyatakan perasaannya pada Kugy. Namun, ketika mencoba menjalin hubungan hasilnya tidaklah lama. Karena Remi merasa Kugy hanya setengah hati padanya dan tau bahwa masih ada Keenan dihati Kugy.
Sampai akhirnya, semua berjalan dengan baik Keenan kembali ke Bali untuk menjalani kehidupannya sebagai pelukis, dan melanjutkan kisah asmaranya dengan Luhde. Sementara Kugy dan Keenan menjalani hubungan pertemanan dengan baik-baik. Begiitu juga dengan Noni dan Eko, mereka berempat bertemu kembali tetapi dalam kondisi dan suasana yang sudah berbeda. Persahabatan yang mereka bangun selama 5 tahun tidak tahu gimana arahnya. Para pembaca akan bertanya tanya mengenai apa akhir dari persahabatan yang sudah dibangun sebegitu lamanya, apakah masih ada pembatas di antara Kugy dan Keenan akan dapat mempertemukan cinta mereka kembali? atau akankah mereka berempat hanya pasrah dengan keadaan yang saat itu? Simak kisah perjalanan keempat orang bersahabat yang ada pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari a.k.a Dee di toko buku kesayangan kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Book Selengkapnya
Sosok Sapardi Djoko Damono sejauh ini memang cukup dikenal, baik sebagai penyair, penerjemah, pengajar, maupun juga sebagai pengamat sastra. Para pembaca pasti tidak pernah ragu untuk mengatakan bahwa membaca puisi miliknya seperti Self-healing. Rangkaian kata-katanya yang indah membuat para pembaca akan jatuh cinta dengan kepiawaiannya dalam menulis sebuah karya. Karya-karyanya begitu sarat akan makna. Tidak pelak apabila beliau memang layak diperhitungkan dalam peta dan khazanah Sastra Indonesia Modern. Ketekunannya dalam dunia kreatif dan pengajaran sastra sungguh patut dikedepankan. Perahu Kertas ini merupakan buku kumpulan sajak milik Sapardi Djoko Damono. Pada akhir Maret 1984, karyany ini bahkan memenangi Hadiah Sastra DKJ untuk tahun 1983. Buku ini menjadi magis tersendiri untuk Sapardi Djoko Damono, karena beliau membuktinya dirinya merupakan seorang penyair suasana. Sapardi Djoko Damono mencoba menghidupkan fantasi-fantasi para pembaca, sehingga menemukan kembali dunia luar dan dunia dalam pengalaman kemanusiaan kita. Kata-katanya adalah segalanya dalam puisi Perahu Kertas ini. Sinopsis Buku Di Tangan Anak-anak Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad yang tak takluk kepada gelombang, menjelma burung yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan; di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci. “Tuan, jangan kau ganggu permainanku ini.” *** Perahu Kertas pertama kali terbit pada tahun 1983. Buku ini memuat puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang selalu dikutip dan dibacakan di setiap waktu, di antaranya puisi Yang Fana Adalah Waktu, Tuan, Sihir Hujan, Hatiku Selembar Daun, dan Metamorfosis.
Sosok Sapardi Djoko Damono sejauh ini memang cukup dikenal, baik sebagai penyair, penerjemah, pengajar, maupun juga sebagai pengamat sastra. Para pembaca pasti tidak pernah ragu untuk mengatakan bahwa membaca puisi miliknya seperti Self-healing. Rangkaian kata-katanya yang indah membuat para pembaca akan jatuh cinta dengan kepiawaiannya dalam menulis sebuah karya. Karya-karyanya begitu sarat akan makna. Tidak pelak apabila beliau memang layak diperhitungkan dalam peta dan khazanah Sastra Indonesia Modern. Ketekunannya dalam dunia kreatif dan pengajaran sastra sungguh patut dikedepankan. Perahu Kertas ini merupakan buku kumpulan sajak milik Sapardi Djoko Damono. Pada akhir Maret 1984, karyany ini bahkan memenangi Hadiah Sastra DKJ untuk tahun 1983. Buku ini menjadi magis tersendiri untuk Sapardi Djoko Damono, karena beliau membuktinya dirinya merupakan seorang penyair suasana. Sapardi Djoko Damono mencoba menghidupkan fantasi-fantasi para pembaca, sehingga menemukan kembali dunia luar dan dunia dalam pengalaman kemanusiaan kita. Kata-katanya adalah segalanya dalam puisi Perahu Kertas ini. Sinopsis Buku Di Tangan Anak-anak Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad yang tak takluk kepada gelombang, menjelma burung yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan; di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci. “Tuan, jangan kau ganggu permainanku ini.” *** Perahu Kertas pertama kali terbit pada tahun 1983. Buku ini memuat puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang selalu dikutip dan dibacakan di setiap waktu, di antaranya puisi Yang Fana Adalah Waktu, Tuan, Sihir Hujan, Hatiku Selembar Daun, dan Metamorfosis.
Sosok Sapardi Djoko Damono sejauh ini memang cukup dikenal, baik sebagai penyair, penerjemah, pengajar, maupun juga sebagai pengamat sastra. Para pembaca pasti tidak pernah ragu untuk mengatakan bahwa membaca puisi miliknya seperti Self-healing. Rangkaian kata-katanya yang indah membuat para pembaca akan jatuh cinta dengan kepiawaiannya dalam menulis sebuah karya. Karya-karyanya begitu sarat akan makna. Tidak pelak apabila beliau memang layak diperhitungkan dalam peta dan khazanah Sastra Indonesia Modern. Ketekunannya dalam dunia kreatif dan pengajaran sastra sungguh patut dikedepankan. Perahu Kertas ini merupakan buku kumpulan sajak milik Sapardi Djoko Damono. Pada akhir Maret 1984, karyany ini bahkan memenangi Hadiah Sastra DKJ untuk tahun 1983. Buku ini menjadi magis tersendiri untuk Sapardi Djoko Damono, karena beliau membuktinya dirinya merupakan seorang penyair suasana. Sapardi Djoko Damono mencoba menghidupkan fantasi-fantasi para pembaca, sehingga menemukan kembali dunia luar dan dunia dalam pengalaman kemanusiaan kita. Kata-katanya adalah segalanya dalam puisi Perahu Kertas ini. Sinopsis Buku Di Tangan Anak-anak Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad yang tak takluk kepada gelombang, menjelma burung yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan; di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci. “Tuan, jangan kau ganggu permainanku ini.” *** Perahu Kertas pertama kali terbit pada tahun 1983. Buku ini memuat puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang selalu dikutip dan dibacakan di setiap waktu, di antaranya puisi Yang Fana Adalah Waktu, Tuan, Sihir Hujan, Hatiku Selembar Daun, dan Metamorfosis.
Bagi pembaca novel, karya-karya dari Dewi Lestari tidak boleh dilewatkan begitu saja. Dewi Lestari atau Dee adalah seorang penulis dan penyanyi Indonesia, yang memulai karir menulisnya dengan merilis Supernova pada 2001.
Mendapat sambutan baik dari para pembaca, Dee terus merilis novel-novel populer lainnya, termasuk novel Perahu Kertas. Adapun sinopsis Novel Perahu Kertas mengangkat genre romansa remaja, di mana novel keenamnya Dee tersebut, sekaligus menjadi novel pertamanya dengan genre populer.
Naskah dari novel ini sebenarnya telah ditulis oleh Dee pada 1996 dan sempat “mati suri” selama 11 tahun. Hingga pada akhir 2007, Dee memutuskan untuk kembali melanjutkan novel ini.
Setelah itu, novel ini dipublikasikan dalam bentuk digital pada April 2008 dan diterbitkan dalam bentuk novel cetak pada 2009 oleh penerbit Bentang Pustaka. Novel ini pun juga telah diadaptasi menjadi film layar lebar yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh Maudy Ayunda dan Adipati Dolken.
Novel ini mengisahkan tentang cinta, pencapaian mimpi, dan kejujuran hati. Tiga hal sederhana yang mampu ditulis Dee dengan sangat manis, sehingga membuat para pembaca hanyut ke dalam alur ceritanya.
Kisah cinta yang dibalut dengan perjuangan meraih mimpi adalah formula cerita yang sangat sayang untuk dilewatkan. Bila Anda juga berpikir demikian, maka novel ini pun patut untuk segera Anda baca. Berikut sinopsis novel Perahu Kertas.
Sinopsis Novel Perahu Kertas
Novel Perahu Kertas bertemakan persahabatan, cinta dan idealisme seseorang. Kisah ini diawali dari seorang remaja laki-laki bernama Keenan yang baru saja lulus SMA.
Ia adalah seorang lelaki cerdas yang memiliki bakat yang sangat kuat dalam melukis.Ia pun bermimpi untuk menjadi seorang pelukis yang sayangnya harus terhalang karena kesepakatan dengan ayahnya yang mengharuskan ia kuliah di Fakultas Ekonomi, Bandung.
Karakter lainnya bernama Kugy, seorang gadis remaja unik yang memiliki daya imaji tinggi. Sejak kecil, ia sangat menyukai dunia dongeng yang membuatnya bercita-cita menjadi penulis atau juru dongeng.
Dia juga menyadari bahwa profesi impian itu bukanlah profesi yang “menghasilkan” dan bisa diterima oleh lingkungannya. Namun, dia tetap memutuskan untuk berkuliah di Fakultas Sastra yang tidak jauh-jauh dari dunia kepenulisan.
Adapun sinopsis novel Perahu Kertas, berawal dari kisah reuni antara Kugy dan sahabat masa kecilnya, Noni, yang terpisah selama beberapa tahun dan kini kembali berkuliah bersama di Bandung. Kugy juga bertemu dengan Eko, pacar Noni, dan Keenan yang merupakan sepupu Eko. Mereka berempat pun menjalin persahabatan erat dengan nama kelompok “Pura-Pura Ninja”.
Di antara persahabatan itu, diam-diam Kugy dan Keenan saling jatuh cinta. Sayangnya, saat itu Kugy sudah memiliki pacar bernama Joshua alias Ojos dan Keenan sedang dekat dengan Wanda.
Kugy pun menyibukkan diri dengan mengajar di sekolah Darurat bernama Sakola Alit yang memberinya inspirasi untuk menulis dongeng berjudul Jenderal Pilik dan Pasukan Alit.
Sementara itu, Wanda berusaha memenangkan hati Keenan dengan tipu daya nya yang justru membuat Keenan terpuruk dan tidak percaya diri untuk melukis. Kugy yang melihat Keenan seperti itu merasa kecewa. Mereka berdua pun bertengkar. Saat itu, dongeng Pilik yang ditulis Kugy tak sengaja tertinggal dan Keenan memutuskan untuk menyimpannya.
Putus asa, Keenan pun kabur ke Bali dan menumpang di rumah Pak Wayan, sahabat lama ibunya. Di sana, Ia berhasil menemukan kembali cintanya kepada melukis. Ia juga menjalin cinta dengan Luhde, keponakan Pak Wayan.
Tahun-tahun berlalu, Kugy yang telah lulus kuliah mulai bekerja sebagai copywriter di sebuah biro iklan di Jakarta. Disana ia bertemu dengan Remigius atau Remi, temannya sekaligus sahabat kakaknya. Kagum dengan semangat dan kualitas unik dari Kugy, Remi pu jatuh hati padanya dan tidak lama setelah itu mereka menjalin hubungan cinta.
Sementara itu, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta karena kondisi kesehatan Ayahnya yang memburuk untuk menjalankan perusahaan, Kugy dan Keenan pun kembali bertemu. Dengan kondisi yang sudah berbeda, hati mereka kembali diuji.